Saya bukan agama Budha, saya adalah Hindu sekta Siwa-Budha, walalupun demikian saya mempelajari hakikat semua agama, dan saya temukan dalam hakikat, bahwa semua agama dalam hakikatnya sama, tetapi dalam syariatnya wahai.. banyak sekali perbedaannya, bagaikan gunung dan lautan, maka itu saya tinggalkan semua syariatnya, sebab mempelajari syariat seperti berputar-putar dalam hutan belantara, tidak ada jalan keluarnya.
Dalam syariat memang ada jurus2 spiritual, tetapi mereka yang masih dalam alam syarit tidak memahami hakikatnya. Di bawah saya akan bahas salah-satu jurus syariat Budha, yaitu gundul kepala dikalangan para biksu,…
Manusia yang baru jadi,..yaitu baru lahir dibagian ubun-ubunnya selalu lembek, menurut orang tua-tua, dari sanalah roh kehidupan masuk, sehingga bayi kadang2 tersenyum, kadang-kdang cemberut, karena rohnya masih marasakan kehidupan masa lalunya.
Makin dewasa bayi teresebut, ubun-ubunnya nakin keras, masa lalunyapun tertutup oleh pengalaman2 hidupnya sekarang. Setelah spirit atau rohnya makin dewasa, dia merindukan alam kebeban, dia merasa badan yang dia masuki seperti penjara, karena itulah dikatakan ” Hidup adalah Penderitaan”. Tentu tidak semua orang sependapat dengan kesimpulan itu, Bagi mereka yang masih muda, masih terikat dalam keduniawiaan, masih berada dalam kegelapan, ubun-ubunnya tertutup rapat, dia hanya bisa melihat dunianya sekarang, merka cukup mengetahui siang dan malam seperti tanggapan dalam tulisan saya yang lalu, ada juga yang mengatakan Tuhan hanya tujuan akhir, semuanya itu betul sebab mereka memandang dari sudut mereka berdiri. Tulisan saya umumnya bersifat universal, berada dalam alam hakikat, maka itu saya tujukan kepada kaum intelektualnya.
Kembali kepada topik awal, karena roh, atau spirit merasa menderita dalam badan, dia ingin keluar, untuk itu dia menutup pintu2 duniawi, mulai menjelajahi alam batiniah. Dengan pencerahan yang berulang-ulang, dia akan sampai pada pintu dari mana dia masuk kebadan ini. Walaupun dia sudah sampai dipintunya, tetapi untuk membukanya, diperlukan pencerahan yang berulang-ulang a.l pencerahan bisa menangkap sinar dari ubun2, dalam hal ini kutub ubun2 masih menghadap keatas, menangakap sinar kesadaran murni sebanyak-banyaknya. Setelah spirit cukup bersih, kutub ubun-ubun akan terbalik kebawah, itu merupakan pencerahan berikutnya. Dalam kondisi deperti ini, kita sudah memiliki kesadaran universal, kita merasakan dunia ini berada dalam diri kita, secara batiniah kita menjadi makhluk universal, sebab itu kita akan mempunyai perasaan belas kasih terhadap semua makhluk hidup, karena semuanya itu berada dalam diri kita.
Apakah hal ini merupakan pencapain terakhir,..? tidak,. sebab meditasi selanjutnya akan sampai kepada pencerahan terakhir, yaitu semua kutub itu akan lenyap, rasa kasih juga lenyap, yang ada hanya kesadaran, maka itu disebut kesadaran murni. Mencapai kesadaran murni itulah yang disebut nirwana, dia merupakan alam real, bening seperti kaca tanpa debu, luasnya tanpa batas.
Sekarang dapat dimengerti kenapa tradisi biksu gundul, karena ubun2 harus dibuka seluas-luasnya, rambut atau topi yang menghalangi ubun-ubun menyulitkan kita membuka pintu masuk kedalam alam kesadaran murni. Tujuan perjalanan Budha bukan Tuhan, tetapi alam kesadaran murni, agama Hindu tujuannya ialah menyatu dengan Tuhan, agama Kristen dan agama Islam tujuannya ialah Sorga. Tuhan adalah kesadaran murni berkaloborasi dengan material, sehinga terwujud pribadi agung atau kehidupan universal, seperti halnya manusia. dalam wujud microkosmos.
Untuk menyatu dengan makrokosmos, mikokosmos harus melebur dirinya, melepaskan ikatan2 individunya, keluar dari lapisan2 pengikatnya yang disebut lapisan Maya-Kosa. Pencapaian itu menimbulkan kesadaran bahwa kiata ada dalam satu tubuh universal, seperti kata Yesus ” kamu ada dalam aku, aku ada dalam kamu, kita sama2 ada dalam Allah Bapa” Ajaran Yesus merupakan perjanjian Beru bagi Umat Kristen, tetapi umat kristen belum bisa menerima perjanjian yang baru, mereka masih terikat dengan perjanjian yang lama, yaitu taurat. Perjanjian lama adalah perjanjian umat dengan Musa, sedangkan perjanjian baru adalah perjanjian umat dengan Yesus. Perjanjian dengan Musa isinya adalah syariat, moralitas, dan keimanan, sedangkan perjanjian dengan Yesus isinya ialah kesadaran spiritual, yang dikatakan lahir daripada roh, lahir menjadi makhluk rohani.
Yesus disalibkan oleh kaum agama, merupakan kemenangan perjanjian lama, itu artinya perjanjian baru disalibkan oleh penganut perjanjian lama, kemudian salib dijadikan lambang kemenangan kaum agama. Yesus katakan “kamu adalah keturunan ular beludak, pembunuh para nabi2″ Kenapa Nasib Yesus seperti itu,..? karena dia adalah korban,…..